Memegang Tangan Rajaku
Kalangan Sendiri

Memegang Tangan Rajaku

Puji Astuti Official Writer
      6317

Mazmur 31:4

Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu74[/kitab] ; [kitab]Ibran8[/kitab] ; [kitab]IITaw35[/kitab]

"Apakah kamu siap?" demikian ayah saya berbisik. 

Saya mengangguk, dan menaruh tangan saya yang gemetar di tangannya. Di dalam gereja terdengar suara jemaat yang berbisik-bisik. Gene, pengantin pria saya menanti di depan altar. Musik berganti - tanda bagi saya untuk masuk dan menuju altar. 

Saya melangkah pelan-pelan, tetapi jantung saya berdetak kencang. Mengenakan gaun putih, saya menjadi satu dengan pangeran saya, "pada saat suka dan duka." Saya mengulang kalimat tersebut. Pada saat itu, hal tersebut hanya kata-kata, karena fokus saya adalah pada impian saya yang jadi kenyataan. 

Namun sembilan tahun kemudian, dunia saya menjadi gelap dengan kenyataan yang menjadi "duka".

"Apa yang saya lihat ini jelas kerusakan retina," demikian jelas ahli ophthalmologist. "Anda berdua sebaiknya bersiap-siap." Dia berhenti sejenak. "Dengan penyakit retina ini, tidak ada yang tahu berapa lama Anda masih bisa melihat."

Gene memeluk saya erat saat keluar dari ruangan dokter tersebut. "Dia salah. Itu tidak mungkin terjadi. Saya bisa melihat dengan baik," demikian saya beralasan. 

Namun kenyataannya penglihatan Janet Perez Eckles semakin hari semakin buruk hingga mengalami kebutaan. Tidak ada alasan, pemikiran positif, obat, atau vitamin yang bisa mencegah kebutaan itu terjadi. 

Janet gelisat pada malam hari. Dia berpikir apakah suaminya akan tetap mencintainya? Apakah kebutaannya akan mempengaruhi pernikahannya dan juga keintiman dengan suaminya? Berbulan-bulan ia dihantui pemikiran negatif itu. 

Tanpa penglihatan sama sekali saya melangkah menuju altar penderitaan. Terompet kesedian terdengar dan menyiksa jiwaku. Tetapi dalam keputusasaan, saya datang kepada Tuhan. Dan suara-Nya yang kuat dan menyakinkan membungkam ketakutan saya. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105). 

Saya mengambil nafas dalam-dalam, menegakkan kepala saya dan mengarahkan mata saya kepada Tuhan. Dan gelombang penghiburan dan kepercayaan diri membasuh saya. Dan dengan air mata penuh syukur, saya memegang tangan Juru Selamat saya dan berpegang erat-erat pada kasih-Nya. Kami berjalan beriringan melalui berbagai tahap penyesuaian, tantangan dan juga kemenangan. 

Malam tidak lagi gelap bagi saya. Dengan Raja Damai memerintah dalam hidup saya, Dia berjanji bahwa segala yang buruk akan diubahkan-Nya menjadi kebaikan, semua kegelapan saya akan digantikan dengan sinar harapan, dan dalam setiap langkah Dia membantu saya untuk melihat kemenangan.

Hal tersebut tidak hanya berlaku bagi Janet, namun juga bagi setiap orang percaya. Bahwa dalam masa terburuk dalam hidup Anda, Dia sanggup menolong dan menuntun Anda untuk mengalami kemenangan. Datanglah pada-Nya dan peganglah tangan-Nya yang terulur bagi Anda. 

Ikuti Kami